Pages

Rabu, 10 Oktober 2012

KEGIATAN PELEDAKAN (BLASTING) PADA SISTEM TAMBANG TERBUKA (QUARRY)


1.    KEGIATAN PELEDAKAN  (Blasting)
 Postingan berikut merupakan pengalaman saya ketika melaksanakan prakerin di sebuah perusahaan tambang dalam hal ini saya akan membahas mengenai peledakan (blasting)
  Peledakan  pada Tambang Terbuka Pada perusahaan semen yang saya masuki, dilakukan hampir setiap hari untuk  memenuhi target produksi yang telah direncanakan. Bila kegiatan peledakan tidak di lakukan,  maka dapat mempengaruhi target produksi, karena untuk memuat batuan harus  diledakkan terlebih dahulu.
 Tujuan operasi peledakan adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya agar mendapatkan hasil yang baik dan tidak menimbulkan suatu bahaya fly rock  sebagai efek samping.
Pada pembongkaran batuan dengan metode pemboran dan peledakan ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan suatu faktor yang sangat penting, dimana ukuran fragmentasi batuan di harapkan sesuai dengan kebutuhan pada kegiatan penambangan selanjutnya yaitu pemuatan dan pengangkutan.



Proses kegiatan peledakan berawal dari tahap  pencampuran bahan peledak utama yaitu Amonium Nitrate dengan Fuel Oil (ANFO). Alat yang di gunakan untuk mencampur bahan peledak trsebut yaitu jenis yang umum  di gunakan sebagai pencampur semen.
>Molen pencampur
>Solar Sebagai Fuel Oil
>Ammonium Nitrate
 


 




 



                               
Gambar 3.1.4 Molen pencampur, Amonium Nitrate, dan Fuel Oil

Proses pencampuran bahan peledak utama berdasarkan perbandingannya yaitu AN:FO = 94,5 : 5,5. Berdasarkan perhitungan, jadi kesimpulannya , tiap 1 zak Amonium Nitrat (AN = 25kg),maka fuel oil/ solar yang  dibutuhkan adalah 1,8 sampai dengan 2liter solar ( FO = 1,8 – 2 liter ).






Gambar 3.2.4 Pencampuran Bahan peledak utama AN+FO (Amonium Nitrate + Fuel Oil )
Setelah homogen, selanjutnya dituang kedalam corong yang dibawahnya telah tersedia karung kembali .


 selain bahan peledak utama ANFO, juga di butuhkan bahan peledak dan bahan pembantu lainnya yaitu : Detonator,Dynamite,Plastik (kondom), dan Kabel Induk .





Gambar 3.2.6  Dynamite , Detonator

Setelah kegiatan pencampuran bahan peledak telah selesai , maka di persiapkanlah bahan lainnya .waktu peledakan batu gamping  di usahakan pada jam istirahat guna untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada pekerja lainnya yang di akibatkan dari kegiatan peledakan. Maksudnya walaupun eksekusi peledakan di lakukan pada jam istirahat namun pengisian lubang dan perangkaian kabel detonator di lakukan pada saat jam kerja.


Urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya (pola peledakan)

ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah lemparan material yang di harapkan.

Berdasarkan urutan waktu peledakan , maka pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :
a)    Pola peledakan serentak yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara serentak untuk semua lubang tembak
b)   Pola peledakan beruntun yaitu suatu pola yang menerapkanpeledakan dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan yang lainnya .